SENAM KAKI DIABETIK
Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini disebut kaki diabetes.
Saat ini, penyakit diabetes melitus (kencing manis) bukan hanya milik kaum lansia. Semua kalangan usia, mulai balita hingga orang dewasa, juga bisa terjangkit salah satu jenis sindrom metabolic tersebut. Ada tiga terapi pengobatan penyakit kencing manis. Yakni, menjalani pola hidup sehat, rutin senam diabetes, dan minum obat. “Namun, obat bukan terapi utama diabetesi”, kata Andri Sumarni, instruktur senam diabetes dari Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) Unit RSU dr. Soetomo. Karena itu, diabetesi dianjurkan melakukan senam diabetes secara rutin 3-4 kali seminggu. Rutin senam terbukti bisa mengontrol kadar gula darah tubuh, agar tak bertambah tinggi.
»» Baca Selengkapnya
Terapi modalitas merupakan terapi yang dilakukan perawat secara mandiri sebagai alternatif pengobatan yang dapat dilakukan klien dan keluarga dalam hal pengobatan dan sudah dibuktikan secara riset dampaknya terhadap kesehatan klien
Saat ini gaya hidup modern dengan pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif.
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari penyakit degeneratif tersebut. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes Assosiation, 2003).
Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup.
Dari sudut ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga apabila dilakukan sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan dan kekuatan pada umumnya.selain itu telah lama pula olah raga digunakan sebagai bagian pengobatan diabetes melitus namun tidak semua olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus (bagi orang normal juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita usia lanjut adalah senam kaki.
Karena salah satu tujuan dilaksanakannya senam kaki adalah memperlancar peredaran darah untuk mencegah kaki diabetes
A. Defenisi
Perawatan
kaki merupakan upaya pencegahan primer terjadinya lukapada kaki diabetes.
Salah satu tindakan yang harus dilakukan dalamperawatan kaki untuk mengetahui
adanya kelainan kaki secara dini adalah dengan melakukan senam kaki diabetes,
disamping memotong kuku yangbenar, pemakaian alas kaki yang baik, dan menjaga
kebersihan kaki(Soegondo, et al. 2004).
Kaki
diabetes adalah salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti. Angka
amputasi akibat diabetes masih tinggi, sedangkan biaya pengobatan juga sangat
tinggi dan sering tidak terjangkau oleh masyarakat umum.
Senam
adalah latihan fisik yang dipilih dan diciptakan dengan terencana, disusun
secara sistematik dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara
harmonis (probosuseno, 2007). Berdasarkan pengertiannya, senam adalah salah
satu jenis olahraga aerobik yang menggunakan gerakan sebagian otot-otot tubuh,
dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh (karim, 2002).
Latihan
fisik merupakan salah satu prinsip dalam penatalaksanaan penyakit Diabetes
Melitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
diabetes. Latihan fisik yang dimaksud adalah berjalan, bersepeda santai,
jogging, senam, dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani (PERKENI, 2002).
Senam
kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian
kaki. (S,Sumosardjuno,1986)
Ada
3 alasan mengapa orang dengan diabates lebih tinggi resikonya mengalami masalah
kaki yaitu:
a. Sirkulasi
darah kaki dari tungkai yang menurun (gangguan pembuluh darah)
b. Berkurangnya
perasaan pada kedua kaki (gangguan saraf)
c. Berkurangnya
daya tahan tubuh terhadap infeksi
Senam
kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang mengalami
gangguan sirkulasi darah dan neuropathy di kaki, tetapi disesuaikan
dengan kondisi dan kemampuan tubuh penderita. Latihan senam kaki DM ini dapat
dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan sendi-sendi kaki misalnya berdiri
dengan kedua tumit diangkat, mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat
berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam
dan mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo, et al. 2004).
B. Tujuan
Adapun
tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini adalah memperbaiki
sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga nutrisi lancar kejaringan
tersebut (Tara, 2003).
Gerakan
dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikandalam 3rd National
Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapatmembantu memperbaiki
sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan darineuropathy sensorik
seperti: rasa pegal, kesemutan, gringgingen di kaki.Manfaat dari senam kaki DM
yang lain adalah dapat memperkuat otot-ototkecil, mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki, meningkatkan kekuatan ototbetis dan paha (gastrocnemius,
hamstring, quadriceps), dan mengatasiketerbatasan gerak sendi (Soegondo, et al.
2004).
Senam
kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM untuk meningkatkan
aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini membuat lebih banyak
jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak reseptor insulin yang tersedia
dan aktif (Soegondo, et al. 2004). Kondisi ini akan mempermudah saraf menerima
nutrisi dan oksigen yang mana dapat meningkatkan fungsi saraf (Guyton &
Hall, 2006).
Soegondo,
et al. (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti senam kaki DM dapat
membuat otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi. Kontraksi otot ini akan
menyebabkan terbukanya kanal ion, menguntungkan ion positif dapat melewati
pintu yg terbuka. Masuknya ion positif itu mempermudah aliran penghantaran
impuls saraf (Guyton & Hall, 2006).
Secara
garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah:
a.
Memperbaiki sirkulasi darah
b.
Memperkuat otot-otot kecil
c.
Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d.
Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e.
Mengatasi keterbatasan gerak sendi
C. Indikasi
dan Kontraindikasi
1. Indikasi
Senam
kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan tipe
1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita
Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini.
2. Kontraindikasi
a. Klien
mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada.
b. Orang
yang depresi, khawatir atau cemas.
D. Hal
yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan
a. Lihat
Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek
tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek
Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d. Perhatikan
indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam kaki tersebut
e. Kaji
status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)
E. Prosedur
Pelaksanaan
1. Persiapan
Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi
duduk), hanskun.
2. Persiapan
Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan dilaksanakan senam kaki
3. Persiapan
lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien, Jaga privacy
pasien
4. Prosedur
Pelaksanaan :
a. Perawat
cuci tangan
b. Jika
dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk tegak diatas bangku
dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan
Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu
dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali
d. Dengan
meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada
kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan
ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
e. Tumit
kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
f. Jari-jari
kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
g. Angkat
salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan kembali
secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Luruskan
salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan ujung
jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
i. Angkat
kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan kedua kaki secara
bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat
kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan pergelangan kaki
kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan
salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada
udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian. Gerakan
ini sama dengan posisi tidur.
l. Letakkan
sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua
belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja
o Lalu
robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
o Sebagian
koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
o Pindahkan
kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan
kertas pada bagian kertas yang utuh.
o Bungkus
semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
F. Hal
yang Harus di Evaluasi Setelah Tindakan
a. Pasien
dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
b. Pasien
dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
c. Pasien
dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara mandiri
G. Dokumentasi
Tindakan
a. Respon
klien
b. Tindakan
yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan prosedur
c. Kemampuan
klien melakukan senam kaki