MAKALAH
KOMUNIKASI PADA ANAK
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Disusun Oleh
ERA SASTRIAWATI
YAYAN SOFYAN
ADRIANI FEMILIA
YUSNI
NOVA PUTRI AYU KELLI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
Tahun 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
allah SWT atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “
Komunikasi Pada Anak ”. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana prinsip, strategi atau tehnik, serta hambatan dalam
berkomunikasi dengan anak. Khususnya pada komunikasi terapiotik.
Penulis telah berusaha
dengan segala kemampuan dan pengetahuan agar penyusunan makalah ini tersaji
dengan sebaik-baiknya, baik bentuk maupun isinya. Penulis menyadari bahwa
keinginan tersebut tidak akan terwujud tanpa bantuan dan kerjasama dari semua
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu Penulis didalam peyelesaian penulisan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mohon
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan
makalah selanjutnya.
Semoga penulisan karya tulis ini bermanfaat,
Amin.
Bukititnggi,
Maret 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi pada anak
merupakan bagian penting dalam membangun kepercayaan kita dengan anak. Melalui
komunikasi akan terjalin rasa percaya, rasa kasih saying dan selanjutnya anak
akan merasa memiliki suatu penghargaan pada dirinya. Dalam praktek keperawatan
istilah komunikasi sering digunakan pada aspek pemberian terapi pada klien
sehingga komunikasi banyak dikaitkan dengan istilah terapeutik atau dikenal
dengan nama komunikasi terapeutik.
komunikasi terapeutik merupakan suatu
cara untuk membina hubungan yang terapeutik yang diperlukan untuk pertukaran
informasi dan perasaan, yang dapat mempengaruhi perilaku orang lain mengingat
keberhasilan tindakan keperawatan tergantung pada proses komunikasi (Stuart dan
Sundeen, 1987)
Oleh sebab itu, dalam proses
berkomunikasi dengan anak harus memperhatikan prinsip, strategi dan hambatan
dalam berkomunikasi.
Dari uraian tersebut diatas penulis
membuat makalah dengan judul “Komunikasi pada anak “.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah
yang dimaksud dengan komunikasi pada anak?
1.2.2
Apakah
prinsip komunikasi pada anak?
1.2.3
Apakah
Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak ?
1.2.4
Bagaimanakah
Tekhnik Komunikasi pada anak?
1.2.5
Pendekatan
komunikasi dalam pengkajian keperwatan anak sesuai tumbuh kembang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian tentang
komunikasi pada anak.
1.3.2 Mengetahui prinsip-prinsip
komunikasi dengan anak.
1.3.3 Mengetahui Faktor yang
mempengaruhi komunikasi pada anak
1.3.4
Tekhnik
Komunikasi pada anak
1.3.5
Pendekatan
komunikasi dalam pengkajian keperwatan anak sesuai tumbuh
kembang.
BAB
II
KONSEP
DASAR
2.1 Definisi
Komunikasi
adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau penerimaan berita yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau berita itu
bias diterima atau dipahami. (Kamus penerbit Gita Media Press. Kenangan dari
TIM PRIMA PENA). Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal
perawat-klien (anak) merupakan proses belajar bersama dalam rangka memperbaiki
pengalaman emosional klien. ( Stuart G. W. 1998). Secara umum komunikasi
kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengarui
praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan
adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada
gilirannya status kesehatan. Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu
kombinasi antara seni dan ilmu.
Pendekatan
komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi pemasaran sosial,
antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi pendidikan, serta
ilmu-ilmu sosial yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling tukar menukar
prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga masing-masing memberikan
sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
2.2
Prinsip-prinsip komunikasi pada anak
Dalam
komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus sehingga perawat dapat mengembangkan
hubungan kerja yang baik dengan anak maupun dengan keluarga. Perawat banyak
menerima informasi dari orang tua, karena kontak antara orang tua dengan antar
umum akrab, informasi yang diberikan orang tua dapat diasumsikan dan diandalkan
dengan baik.
Perawat
memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak ketika mereka bermain untuk membuat mereka berpartisipasi. Anak yang lebih
besar dapat secara aktif terlibat dalam komunikasi. Anak-anak umumnya
responsive terhadap pesan non verbal,gerakan yang tiba-tiba atau mengancam akan
membuat mereka takut. Perawat memasuki ruang dengan senyum yang lebar dan
gerakan tangane tertentu akan menghalangi terbentuknya hubungan. Perawat harus
tetap anggun dan tenang, membirkan anak terlebih dahulu bertindak dalam
hubungan interpersonal. Nada suara yang tenang, bersahabat dan yakin adalah
yang terbaik.
Anak
tidak suka dipandangi. Ketika berkomunikasi, perawat harus melakukan kontak
mata. Anak kecil sering kali merasa tidak dapat berbuat apa-apa terutama dalam
situasi yang meliputi interaksi dengan personal perawatan kesehatan(W haley dan
Wong, 1995)
Ketika
diperlukan penjelasan atau petunjuk, perwat menggunakan bahasa yang langsung
dan sederhana, harus jujur, membohongi anak dengan mengatakan bahwa prosedut
yang menyakitkan tidak menyakitkan hanya akan membuat mereka marah. Untuk
meminimalkan ketakutan dan kecemasan perawat harus selalu dengan segera
mengatakan pada mereka apa yang akan terjadi. Menggambar dan bemain adalah cara
yang efektif untuk berkomunikasi dengan anak. Hal ini memberikan kesempatan
bagi anak untuk berkomunikasi secara non-verbal [membuat gambar] dan secara
verbal [menjelaskan gambar]. Perawat dapat menggunakan gambar tersebut sebagai
dasar untuk memulai komunikasi.
2.3 Faktor
yang mempengaruhi komunikasi pada anak
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Usia tumbuh kembang
5. Status kesehatan anak
6. Sistem social
7. Saluran
8. Lingkungan
2.4 Tehnik Komunikasi
Komunikasi dengan anak
merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak,melalui
komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang
terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah
keperawatan atau tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam
berkomunikasi dengan anak, antara lain :
1.
Melalui
orang lain atau pihak ketiga.
Cara berkomunikasi ini
pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan
menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara
langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu dapat digunakan cara
dengan memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta
hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.
2.
Bercerita.
Melalui cara ini pesan yang akan
disampaikan kepada anak dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali
dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan
yang akan disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun gambar
3.
Memfasilitasi.
Memfasilitasi anak adalah bagian cara
berkomunikasi, melalui ini ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat
diterima. Dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan
tidak boleh dominan, tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan
merefleksikan ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada anak.
4.
Biblioterapi.
Melalui pemberian buku atau majalah
dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku
atau majalah yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
5.
Meminta
untuk menyebutkan keinginan.
Ungkapan ini penting dalam
berkomunikasi dengan anak, dengan meminta anak untuk menyebutkan keinginan
dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut
dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada saat itu.
6.
Pilihan
pro dan kontra.
Penggunaan teknik komunikasi ini
sangat penting dalam menentukan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak,
dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif
sesuai dengan pendapat anak.
7.
Penggunaan
skala.
Penggunaan skala atau peringkat ini
digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti penggunaan
perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.
8.
Menulis.
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.
9.
Menggambar.
Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.
Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.
10. Bermain.
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.
2.5. Pendekatan
komunikasi dalam pengkajian keperwatan anak sesuai tumbuh
kembang.
Usia Bayi (0-1 tahun)
Komunikasi pada umumnya dapat
dilakukan dengan melalui gerakan-gerakan bayi yang merupakan alat komunikasi
yang efektif. Perkembangan komunikasi pada bayi dimulai dengan kemampuan bayi melihat
benda-benda yang menarik, biasanya pada minggu ke delapan. pada minggu kedua
belas bayi dapat tersenyum. pada usia 16 minggu bayi dapat menoleh kea rah
suara yang asing baginya. Pada pertengahan tahun bayi dapat mengucapkan
kat-kata awal seperti ba-ba, da-da dan lain-lain. pada bulan ke sepuluh bayi
dapat berespon saat dipanggil namanya, mampu melihat beberapa gambar yang
terdapat dalam buku, dan pada akhir tahun pertama dapat mengatakan kata-kata
yang spesifik sekitar dua atau tiga kata.
Selain komunikasi di atas, komunikasi
yang efektif menggunakan komunikasi nonverbal sepertimengusap, menggendong,
memangku dan lain-lain
Usia Toddler dan Prasekolah (1-2,5 th,
2,5-5 tahun)
Pada tahun pertama anak sudah mampu
memahami sekitar sepuluh kat. pada tahun kedua memahami sekitar 200-300 kata.
Pada usia 3 tahun, anak sudah mampu menguasai skitar 900 kata. Komunikasi pada
usia ini bersifat egosentris, rasa ingin tahu dan inisiatifnya tinggi,
kemampuan bahasa meningkat, mudah merasa kecewa dan merasa bersalah karena
tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut trhadap
ketidaktahuan, dan perlu diingat pada usia ini anak masih belum fasih berbicara
(Behrman, 1996).
Pada usia ini, cara berkomunikasi yang
dilakukan adalah dengan memberitahu apa yang terjadi pada dirinya, member
kesempatan untuk menyentuh alat pemeriksaan yang digunakan, menggunakan nada
suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana, hidarkan sikap mendesak sikap mendesak untuk dijawab
seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktifitas saat komunikasi,
memberikan mainan saat berkomunikasi dengan maksud anak mudah diajak
berkomunikasi, mengatur jarak saat berkomunikasi, adanya kesadaran diri di mana
kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan
berhadapan. Secara nonverbal kita selalu memberikan dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa persetujuannya, salaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan rasa cemas. Menggambar, menulis
atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak saat komunikasi.
Usia Sekolah (5-11 tahun)
Dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang
dilaksanakan anak mencerminkan fikiran anak dan kemampuan anak untuk membaca di
sini sudah dapat dimulai. Pada usia delapan tahun anak sudah dapat membaca dan
sudah mulai berfikir terhadap kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada
usia ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu
gunakan kata sederhana yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat
ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui. pada usia ini
keingintahuan pada aspek fusngsional dan procedural dari objek tertentu sangat
tinggi maka jelaskan arti fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari
sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab
ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif.
Usia Remaja (11-18 tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia
remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah
mulai berfikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan rasa malu, pada usia
ini anak sering kali merenung kehidupan masa depan yang direfleksikan dalam
komunikasi. Pada usia ini pola fikir mulai menunjukkan kea rah yang lebih
positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak
menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada
usia ini adalah dengan berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya,
hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga
kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan
merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dalam berkomunikasi secara nob –verbal
, secara serentak menggunakan semua pancaindra kita dalam proses menerima dan
mengirim berita.
Bagaimana kita memakai panca indra tadi dan bagaimana penginterpretasi berita yang diterima sangat menentukan observasi kita.
Bagaimana kita memakai panca indra tadi dan bagaimana penginterpretasi berita yang diterima sangat menentukan observasi kita.
Orang tua merupakan fokus penting
dalam komunikasi segi tiga walaupun tidak mengabaikan saudara kandung, sanak
saudara atau pembantunya. Dalam proses komunikasi dalam keluarga kita dapat
menggunakan langkah-langkah seperti : mendorong orang tua untuk berbicara ;
mengarahkan pada pokok permasalahan ; mendengar ; diam sejenak ; meyakinkan ;
menentukan masalah ; memecahkan masalah ; mengantisipasi bimbingan , dan menghindari
hambatan-hambatan komunikasi. Walaupun tampaknya bayi tidak mampu berbicara,
ternyata dia memilih bentuk komunikasi prabicara seperti : tangisan, celoteh,
isyarat dan ekspresi emosional. Kemudian bentuk komunikasi prabicara ini
berkembang menjadi peran bicara dalam berkomunikasi. Untuk mencapai ini
dibutuhkan : persiapan fisik; kesiapan mental; model yang baik untuk ditiru;
kesempatan untuk praktek; motivasi yang tinggi; bimbingan yang tepat.
Komunikasi yang berkaitan dengan
proses berpikir harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Proses
berpikir pada anak-anak dimulai dari yang kongkrit ke fungsional dan akhirnya
keabstrak.
Terdapat bermacam-macam tehnik berkomunikasi dengan anak seperti tehnik komunikasi non verbal ; tehnik orang ketiga ; neurolinguistic programming (N. C. P ) ; facilitativa responding ; bercerita ; bibliotherapy ; fantasy ; mimpi ; pertanyaan “ bagaimana bila tiga permintaan “, rating game ; word association game ; melengkapi kalimat dan pro & kontra. Sedang komunikasi verbal bagi kebanyakan anak & orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya. Komunikasi verbal dapat berupa : menulis ; menggambar ; gerakan gambar keluarga ; sociogram ; menggambar bersama dalam keluarga dan bermain.
Terdapat bermacam-macam tehnik berkomunikasi dengan anak seperti tehnik komunikasi non verbal ; tehnik orang ketiga ; neurolinguistic programming (N. C. P ) ; facilitativa responding ; bercerita ; bibliotherapy ; fantasy ; mimpi ; pertanyaan “ bagaimana bila tiga permintaan “, rating game ; word association game ; melengkapi kalimat dan pro & kontra. Sedang komunikasi verbal bagi kebanyakan anak & orang tua sering mendapat kesulitan karena harus membicarakan perasaan-perasaannya. Komunikasi verbal dapat berupa : menulis ; menggambar ; gerakan gambar keluarga ; sociogram ; menggambar bersama dalam keluarga dan bermain.
B.
Saran.
Makalah ini kami angkat berdasarkan
dari sumber penerbit dan pengatahuan dan diskusi kelompok kami.somoga
pembaca dapat menambah wawasan dan pengatahuan tentang makalah ini.
Serta membawa manfaat bagi
lingkungan,Dengan cara berkomunikasi seperti ini. Perawat dapat lebih
merencanakan bantuan dan bimbingan bagi pasien dan juga perawat
akan mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri.Kami menerima saran anda agar
makalah ini lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
i.
Graeff,
AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku. Yogyakarta
: Gadjah Mada University Press.
ii.
Saifulloh
. (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.
iii.
Asuhan
Keperawatan anak dan dalam kontek keluarga,usdiknakes Depkes RI
Jakarta (1993)
iv.
Hubungan
teraputik perawat – klien Budiana Keliat S.Kp
Elyshabet d.k.k , Asuhan Keperawatan anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar